A. Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Alam dan Penduduk
Pengertian letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra. Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Agar semakin jelas dimana letak geografis Indonesia perhatikan gambar peta dan globe di bawah ini:
1) Letak Geografis Indonesia pada peta:
Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan berada di antara dua samudra berpengaruh besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk. Letak ini juga disebut/dikenal sebagai posisi silang (cross position), seperti gambar di bawah ini:
Keuntunganletak geografis , indo memiliki keanekaragaman budaya. Ini menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia, sehingga Indonesia menjadi suatu wilayah salah satu tujuan utama untuk berwisata. Dengan kecantikan alam dan keanekaragaman budaya bangsa kita, maka sektor pariwisata menjadi salah satu sumber devisa negara.
Letak geografis Indonesia ternyata tidak selalu membawa keuntungan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian, misalnya: pada tatanan kehidupan sosial, masyarakat Indonesia dapat terpengaruh oleh budaya luar yang diserap tanpa adanya proses penyaringan (selektif) terhadap budaya yang negatif, sehingga akan menumbuhkan dampak sosial yang kurang baik. Budaya negatif yang diserap tanpa proses selektif dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, seperti: gaya hidup kebarat-baratan, sifat individualisme, dan cara pandang yang terlampau luas. Budaya negatif ini dapat mengakibatkan rasa hormat menghormati dan sopan santun antar sesama luntur, budaya lokal kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan.
Letak geografis Indonesia juga berpengaruh terhadap keadaan/kondisi alam. Pertama, Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan. Kedua, Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali berganti arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.
B. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia
Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:
1) Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46° (sama dengan 118 kelili bumi) dan lebar lintang 17°. Garis lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak lintang, Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Memiliki curah hujan tinggi.
- Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
- Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
- Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.
-
C. Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia
Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis dengan dua musim, yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali. Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:1. Peredaran semu matahari tahunanPeredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada bidang ekliptika dalam jangka waktu satu tahun.Bidang ekliptika adalah lingkaran yang ditempuh oleh matahari dalam waktu satu tahun. Pergerakan matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½° LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang bali selatan 23½° LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari. Berikut ini bagan yang menunjukkan pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari dalam satu tahun. Perhatikan bagan berikut ini:
Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau. Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:a) Angin muson baratAngin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia lebih tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum (-) dan di Benua asia bertekanan maksimu (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air.b) Angin muson timurAngin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah (-) dan tekanan udara di Australia tinggi (+), sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.
Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia.1. Persebaran flora di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara terhadap habitat tumbuhan di Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi Junghuhn, seorang ahli botani asal Jerman yang membagi jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat - Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya adalah 105° BT dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT).
- Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
- Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Kepualuan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.
- 2. Persebaran fauna di Indonesia
Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis Kepulauan Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace, terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi persebaran fauna di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace. Menurut klasifikasi ini Indonesia memiliki dua sebaran hewan, yaitu: a) di bagian barat merupakan daerah dengan jenis hewan berasal dari Benua Asia; dan b) bagian timur adalah daerah dengan jenis hewan dari Benua Australia. Namun dalam klasifikasi ini dibagi lagi oleh Wallace menjadi tiga tipe fauna, yaitu: tipe Asiatis, Asiatis-Australis (Peralihan), dan Australis. Pada perkembangannya Garis Wallace disempurnakan lagi oleh Weber menjadi lebih detil. Ahli binatang lain ialah Lydekker, yang menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur kedalaman laut antara 180-200 meter sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda
E. Persebaran Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia
Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam bahan organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati, baik flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda mati berupa batuan dan mineral. Berikut ini adalah peta persebaran jenis tanah di Indonesia:
Keterangan Warna:
- Kuning: Tanah Vulkanis. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung berapi. Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah erosi. Jenis tanah ini sangat subur. Pemanfaatannya biasanya dipergunakan untuk pertanian dan perkebunan.
- Biru: Tanah Aluvial. Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur dan pasir halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah dan sekungan sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur haranya tergantung pada tanah induknya. Pemanfaatannya sebagai pertanian (persawahan) karena kondisi keasamannya yang sesuai dan letaknya berada di daerah rendah.
- Merah muda: Tanah Laterit. Tanah ini biasanya berwarna merah atau kekuning-kuningan. Tanah laterit miskin akan unsur hara sehingga tidak subur. Tanah ini banyak dijumpai di daerah pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya telah habis karena adanya erosi (tererosi). Jenis tanah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus segera diadakan penghijauan atau reboisasi, yaitu dengan cara mengusahakan menanami kembali supaya tanah tersebut dapat subur kembali. Tanah ini dipergunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).
- Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini terbentuk karena pelapukan batuan yang sempurna sehingga sukar ditanami atau kandungan unsur haranya sangat rendah. Sebagian besar jenis tanah ini tidak bisa dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang produktif dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, dan padang rumput.
- Biru Muda dan Merah : Tanah Organosol atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan organik yang terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya sangat kurang dan proses penghancurannya menjadi tidak sempurna karena kekurangan unsur hara.
Selain keterangan dan peta di atas, masih banyak lagi jenis tanah yang tersebar di Indonesia, seperti: Tanah mergel yang tersebar di daerah dataran rendah seperti di Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara; Tanah Terasora tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatera; Tanah Humus terdapat di Kalimantan Sumatera, Sulawesi dan Papua; dan sebagainya.
F. Kondisi Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi, kepulauan Indonesia yang merupakan suatu gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia. Ini terbukti bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung Papua). Keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan di awal pembahasan ini, bahwa Indonesia terletak di cross position (posisi silang). Bukan saja suku-bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama), misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan Islam. Bahasa juga merupakan suatu kekayaan bangsa kita, ada bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya, bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar ke arah barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
- Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
- Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA
Indonesia berdasarkan jumlah penduduknya menduduki perinfkat ke 4 dunia setelah A.S, India dan China.
Jumlah penduduk yang besar ini (lebih kurang 237,6 juta) merupakan salah satu [permasalahan penduduk di Indonesia, selain itu masih banyak permasalahan yang melingkupi kependudukan di Indonesia antara lain:
1. Pertumbuhan penduduknya cukup tinggi
2. Persebarannya tidak merata
3. Kualitasnya masih rendah
Laju pertumbuhan penduduk DI Indonesia diperkirakan sebesar 1,49 %. termasuk katagori pertumbuhan penduduk sedang.
Kategori pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut :
a. pertumbuhan penduduk rendah <1 div="div">1>
b. pertumbuhan penduduk sedang 1 - 2 %
c. pertumbuhan penduduk tinggi >2%
Proyeksi pertambahan penduduk Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini!
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi | 2000 | 2005 | 2010 | 2015 | 2020 | |
---|---|---|---|---|---|---|
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | (6) | |
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM | 3,929.3 | 4,037.9 | 4,112.2 | 4,166.3 | 4,196.5 | |
12. SUMATERA UTARA | 11,642.6 | 12,452.8 | 13,217.6 | 13,923.6 | 14,549.6 | |
13. SUMATERA BARAT | 4,248.5 | 4,402.1 | 4,535.3 | 4,693.4 | 4,785.4 | |
14. RIAU | 4,948.0 | 6,108.4 | 7,469.4 | 8,997.7 | 10,692.8 | |
15. JAMBI | 2,407.2 | 2,657.3 | 2,911.7 | 3,164.8 | 3,409.0 | |
16. SUMATERA SELATAN | 6,210.8 | 6,755.9 | 7,306.3 | 7,840.1 | 8,369.6 | |
17. BENGKULU | 1,455.5 | 1,617.4 | 1,784.5 | 1,955.4 | 2,125.8 | |
18. LAMPUNG | 6,730.8 | 7,291.3 | 7,843.0 | 8,377.4 | 8,881.0 | |
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG | 900.0 | 971.5 | 1,044.7 | 1,116.4 | 1,183.0 | |
31. DKI JAKARTA | 8,361.0 | 8,699.6 | 8,981.2 | 9,168.5 | 9,262.6 | |
32. JAWA BARAT | 35,724.0 | 39,066.7 | 42,555.3 | 46,073.8 | 49,512.1 | |
33. JAWA TENGAH | 31,223.0 | 31,887.2 | 32,451.6 | 32,882.7 | 33,138.9 | |
34. D I YOGYAKARTA | 3,121.1 | 3,280.2 | 3,439.0 | 3,580.3 | 3,694.7 | |
35. JAWA TIMUR | 34,766.0 | 35,550.4 | 36,269.5 | 36,840.4 | 37,183.0 | |
36. BANTEN | 8,098.1 | 9,309.0 | 10,661.1 | 12,140.0 | 13,717.6 | |
51. B A L I | 3,150.0 | 3,378.5 | 3,596.7 | 3,792.6 | 3,967.7 | |
52. NUSA TENGGARA BARAT | 4,008.6 | 4,355.5 | 4,701.1 | 5,040.8 | 5,367.7 | |
53. NUSA TENGGARA TIMUR | 3,823.1 | 4,127.3 | 4,417.6 | 4,694.9 | 4,957.6 | |
61. KALIMANTAN BARAT | 4,016.2 | 4,394.3 | 4,771.5 | 5,142.5 | 5,493.6 | |
62. KALIMANTAN TENGAH | 1,855.6 | 2,137.9 | 2,439.9 | 2,757.2 | 3,085.8 | |
63. KALIMANTAN SELATAN | 2,984.0 | 3,240.1 | 3,503.3 | 3,767.8 | 4,023.9 | |
64. KALIMANTAN TIMUR | 2,451.9 | 2,810.9 | 3,191.0 | 3,587.9 | 3,995.6 | |
71. SULAWESI UTARA | 2,000.9 | 2,141.9 | 2,277.2 | 2,402.8 | 2,517.2 | |
72. SULAWESI TENGAH | 2,176.0 | 2,404.0 | 2,640.5 | 2,884.2 | 3,131.2 | |
73. SULAWESI SELATAN | 8,050.8 | 8,493.7 | 8,926.6 | 9,339.9 | 9,715.1 | |
74. SULAWESI TENGGARA | 1,820.3 | 2,085.9 | 2,363.9 | 2,653.0 | 2,949.6 | |
75. GORONTALO | 833.5 | 872.2 | 906.9 | 937.5 | 962.4 | |
81. M A L U K U | 1,166.3 | 1,266.2 | 1,369.4 | 1,478.3 | 1,589.7 | |
82. MALUKU UTARA | 815.1 | 890.2 | 969.5 | 1,052.7 | 1,135.5 | |
94. PAPUA | 2,213.8 | 2,518.4 | 2,819.9 | 3,119.5 | 3,410.8 |
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2020
Propinsi | 2000-2005 | 2005-2010 | 2010-2015 | 2015-2020 | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) | |||
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM | 0.55 | 0.37 | 0.26 | 0.14 | |||
12. SUMATERA UTARA | 1.35 | 1.20 | 1.05 | 0.88 | |||
13. SUMATERA BARAT | 0.71 | 0.60 | 0.69 | 0.39 | |||
14. RIAU | 4.30 | 4.11 | 3.79 | 3.51 | |||
15. JAMBI | 2.00 | 1.85 | 1.68 | 1.50 | |||
16. SUMATERA SELATAN | 1.70 | 1.58 | 1.42 | 1.32 | |||
17. BENGKULU | 2.13 | 1.99 | 1.85 | 1.69 | |||
18. LAMPUNG | 1.61 | 1.47 | 1.33 | 1.17 | |||
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG | 1.54 | 1.46 | 1.34 | 1.17 | |||
31. DKI JAKARTA | 0.80 | 0.64 | 0.41 | 0.20 | |||
32. JAWA BARAT | 1.81 | 1.73 | 1.60 | 1.45 | |||
33. JAWA TENGAH | 0.42 | 0.35 | 0.26 | 0.16 | |||
34. D I YOGYAKARTA | 1.00 | 0.95 | 0.81 | 0.63 | |||
35. JAWA TIMUR | 0.45 | 0.40 | 0.31 | 0.19 | |||
36. BANTEN | 2.83 | 2.75 | 2.63 | 2.47 | |||
51. B A L I | 1.41 | 1.26 | 1.07 | 0.91 | |||
52. NUSA TENGGARA BARAT | 1.67 | 1.54 | 1.41 | 1.26 | |||
53. NUSA TENGGARA TIMUR | 1.54 | 1.37 | 1.23 | 1.09 | |||
61. KALIMANTAN BARAT | 1.82 | 1.66 | 1.51 | 1.33 | |||
62. KALIMANTAN TENGAH | 2.87 | 2.68 | 2.48 | 2.28 | |||
63. KALIMANTAN SELATAN | 1.66 | 1.57 | 1.47 | 1.32 | |||
64. KALIMANTAN TIMUR | 2.77 | 2.57 | 2.37 | 2.18 | |||
71. SULAWESI UTARA | 1.37 | 1.23 | 1.08 | 0.93 | |||
72. SULAWESI TENGAH | 2.01 | 1.89 | 1.78 | 1.66 | |||
73. SULAWESI SELATAN | 1.08 | 1.00 | 0.91 | 0.79 | |||
74. SULAWESI TENGGARA | 2.76 | 2.53 | 2.33 | 2.14 | |||
75. GORONTALO | 0.91 | 0.78 | 0.67 | 0.53 | |||
81. M A L U K U | 1.66 | 1.58 | 1.54 | 1.46 | |||
82. MALUKU UTARA | 1.78 | 1.72 | 1.66 | 1.53 | |||
94. PAPUA | 2.61 | 2.29 | 2.04 | 1.80 |
Like This... datang juga ke http://abelpetrus.wordpress.com/ ato ke http://abelpetrus.blogspot.com/
BalasHapusSelamat Belajar dan Tetap Semangat.
Tuhan Memberkati...
http://abelpetrus.files.wordpress.com/2012/11/ncp-mdb.gif
BalasHapus