Senin, 16 Maret 2020

PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR INDONESIA


PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR INDONESIA

Indonesia merupakan bangsa bahari, hamparan laut yang luas merupakan potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumber daya laut, baik sumber daya hayati maupun non hayati di dalam laut. Kesadaran bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan menyebabkan terjadinya reorientasi kebijakan yang lebih mengarah pada pengembangan potensi sumber daya maritim nasional.




















Sumber: serikatnews.com
Gambar Peta Wilayah Laut Indoensia

Indonesia memiliki keunggulan berdasarkan potensi wilayah yang berasal dari laut, berkat adanya garis pantai sepanjang 80.791 km2danluas perairan mencapai 3,25 juta km2atau sekitar63 persen wilayah Indonesia. Dari luas perairantersebut, sekitar 0,30 juta km2merupakan lautteritorial dan luas perairan kepulauan mencapai 2,95 juta km2. Sedangkan luas laut yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusif mencapai 2,55juta km2.Laut tersebut merupakan penghubung 17.499 pulauyang merupakan tempat tinggalbagi 237,641 jutapenduduk Indonesia.

Laut merupakan kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi, yang memisahkan atau menghubungkan satu benua dengan benua lain dan suatu pulau dengan pulau lain.
Hal yang penting dalam pengembangan maritim antara lain dikarenakan sektor inidapat menyumbangkan:
1.    Integrasi ekonomi kepulauan, dengan pergerakan komoditas yang diperdagangkan dan tenaga kerja yang bebas hambatan antara pulau-pulau.
2.    Integrasi sosial dan politik dari bangsa dengan pergerakan warga negara yang bebas hambatan di antara pulau-pulau untuk berbagai tujuan.
Indonesia sebagai poros maritim memiliki agenda pembangunan maritim, antara lain:
1.    Membangun kembali budaya maritim Indonesia
2.    Menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan, dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama
3.    Pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim
4.    Diplomasi maritim dengan bersama-sama menghilangkan sumber konflik di laut
5.    Membangun kekuatan pertahanan maritim.
Pilar ketiga berupa pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim merupakan upaya nyata sebagai penghubung agar dapat meminimalkan hambatan perdagangan, pelayanan, dan informasi, yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

Potensi sumber daya laut di Indoensia
1.    Perikanan, terdiri dari:
a.    Perikanan darat, terdiri dari:
1)  Perikanan air tawar, merupakan usaha penangkapan dan budidaya ikan di darat. Contoh: ikan patin, ikan mujair, ikan nila dan ikan lele. Fungsi perikanan air tawar yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang dapat dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-harinya.
 









 







Sumber: starjogja.com
Gambar Ikan Mujair, Nila dan Lele

2)  Perikanan air payau, merupakan usaha penangkapan dan budidaya ikan di wilayah pesisir pantai yang terdapat air payau (percampuran antara air tawar dan air laut). Contoh: udang, ikan tengiri dan ikan bandeng.




b.    Perikanan laut, merupakan usaha penangkapan ikan di laut. Contoh: ikan tuna, ikan salmon dan ikan cakalang.










  2.     Hutan mangrove


 Disebut sebagai hutan bakau yang terletak di daerah pasang surut air laut. Contoh: hutan mangrove di Jeruklegi dan Nusakambangan Cilacap. Fungsi kayu mangrove antara lain sebagai bahan bakar, bahan dasar membuat kertas, makanan, minuman dan habitat lebah penghasil madu. Sedangkan fungsi hutan mangrove sendiri sebagai pencegah abrasi pantai dan meredam bencana banjir.Hutan mangrove di Indonesia secara berturut-turut mulai dari yang terluas berada di Papua, Sumatera, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Jawa dan Bali Nusa Tenggara.
3.    Terumbu karang



Karena Indonesia berada di daerah tropis, maka banyak ditemukan terumbu karang. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia. Terumbu karang memiliki manfaat antara secara ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi. Secara ekonomi manfaat terumbu karang antara lain untuk makanan, obat-obatan dan obyek wisata. Secara ekologis terumbu karang mengurangi hempasan gelombang di pantai yang mengakibatkan abrasi. Sedangkan secara sosial ekonomi terumbu karang merupakan sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan.

Penguatan Ekonomi Maritim

Untuk mendukung ketersediaan komuditas perdagangan antarnegara/internasional perlu upaya peningkatan ekonomi maritim. Sebab, sektor ini merupakan unggulan yang dimiliki Indonesia. Upaya peningkatan ekonomi maritim meliputi potensi maritim Indonesia, hambatan pembangunan ekonomi maritim, dan upaya pengembangan ekonomi maritim di Indonesia.

1.    Potensi Ekonomi Maritim Indonesia
Ekonomi kelautan (marine economy) merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta di darat yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan jasa-jasa kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa. Ekonomi maritim (maritimeconomy)  merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup transportasi laut,industri gelangan kapal dan perawatannya, pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri barang dan jasa terkait. Kesamaan dari kedua hal tersebut adalah sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan laut sangat melimpah mulai dari dalam, dasar, sampai di atas permukaannya. Tetapi nelayan Indonesia masih terjebak di kemiskinan, padahal  produksi perikanan terus meningkat. Akibat daya saing domestik yang lemah, membuat kegiatan transportasi laut maupun eksploitasi (pemanfaatan) sumber daya mineral masih dilakukan oleh pihak asing.

2.    Kondisi Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN
Pembangunan di bidang kelautan diarahkan untuk mencapai 4 tujuan, yaitu :
a.    Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan
b.    Peningkat kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kalautan lainnya yang berskala kecil
c.     Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan
d.    Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan bangsa
Selanjutnya, kondisi ekonomi maritim di Indonesia dilihat dari :
-     Sektor Pelayaran
-     Sektor Perikanan
-     Sektor Pariwisata Bahari




3.    Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia
Kebangkitan ekonomi kelautan Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan sosial, dari pembangunan barbasis daratan (land-based development) menjadi pembangunan berbasis kelautan (ocean-based development). Hal ini akan memacu berbagaiprodok kebijakan publik, infrastuktur, dan sumber daya finansial yang terintegrasi menunjang pembangunan kelautan. Contoh kebijakan di bidang ekonomi maritim adalah menyambut ASEAN Connectivity,Indonesia menyiapkan 5 pelabuhan besar, antara lain Pelabuhan Belawan (Sumatera Utara), Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) serta pelabuhan-pelabuhan lain di Surabaya, Makasar, dan Kalimantan.

Penguatan Agrikultur di Indonesia

Ekonomi agrikultur merupakan upaya peningkatan perekonomian dalam memberdayakan sektor pertanian. Agrikultur merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi atau untuk mengelola lingkungan hidupnya.




1.    Potensi Agrikultur di Indonesia
Contoh bibit tanaman pangan yang unggul dari Indonesia seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan berbagai varietas yang lain. Sektor pertanian merupakan megasektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini juga kontributor besar dalam pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, penyerapan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat.
2.    Peran Agrikultur di Indonesia
Pertanian/agrikultur merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini merupakan sektor penting untuk menyumbang hamper setenganh dari perekonomian. Selain itu, agrikultur berperan sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor.
3.    Tantangan Pengembangan Agrikultur di Indonesia
Pengembangan di bidang agrikultur di Indonesia mempunyai beberapa tantangan atau hambatan, antara lain :
-       Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil
-       Modal terbatas
-       Penggunaan teknologi masih sederhana
-       Sangat dipengaruhi musim
-       Pada umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga
-       Akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar rendah
-       Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga akan merugikan petani
-       Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian
-       Kurangnya penyediaan benih yang bermutu bagi petani
-       Cuaca yang tidak menentu angin kencang, hujan, panas
-       Banyak hama penyakit yang belum bisa diatasi
-       Budidaya hanya tergantung pada iklim
-       Berproduksi tidak berorientasi pasar
-       Produksi terbatas
-       Keterbatasan sarana penunjang (transportasi, traktor, dsb)
-       Kurang mengetahui informasi pasar
-       Pemasaran dikuasai oleh pengepul/supplier
-       Tidak bisa masuk pasar hotel dan super market karena, keterbatasan produksi (kualitas, kuwantitas dan  kontinuitas) dan keterbatasan sarana dan prasarana pendukung.
-       Lahan pertanian semakin mahal (semakin sedikit / alih fungsi)
-       Anak–anak muda banyak meninggalkan pertanian
-       Pendidikan petani rata – rata  rendah (terhambat penyerapan teknologi)
-       Management terbatas
-       Mendapatkan akses modal cukup sulit / terbatas
-       Kalah bersaing dengan barang – barang  import (Kualitas, Kontinuitas/Harga)

Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia

1.    Ekofarming
Strategi ekofarming merupakan peningkatkan sistem budidaya di sektor pertanian yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia.

2.    Didtribusi Pupuk Secara Merata
Strategi ini, berupa distribusi pupuk secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Langkah yang ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta menjumlahkan kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya per hektar selama 1 tahun. Dengan cara ini, pemerintah dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan petani.

3.    Perbaikan Irigasi
Pemerintah mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian dengan perbaikan atau pengadaan irigasi yang baik.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :




1.    Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri
    Antara lain melalui pengamanan lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2.    Peningkatan distribusi pangan
Melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan;
3.    Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil
Melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk menurunkan kehilangan hasil (looses);
4.    Diversifikasi pangan
Melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5.    Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan
Melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

Program Pengembangan Agribinis

Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya.  Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam program ini meliputi:  
1.    Pengembangan diversifikasi usahatani
Melalui pengembangan usahatani dengan komoditas bernilai tinggi dan pengembangan kegiatan off-farm untuk meningkatkan pendapatan dan nilai tambah;
2.    Peningkatan nilai tambah produk pertanian dan perikanan
Melalui peningkatan penanganan pasca panen, mutu, pengolahan hasil dan pemasaran dan pengembangan agroindustri di perdesaan;
3.    Pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan perdesaan
Melalui perbaikan jaringan irigasi dan jalan usahatani, serta infrastruktur perdesaan lainnya;
4.    Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif, terutama permodalan;
5.    Pengurangan hambatan perdagangan antar wilayah dan perlindungan dari sistem perdagangan dunia yang tidak adil;
6.    Peningkatan iptek pertanian dan pengembangan riset pertanian
Melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat dan spesifik lokasi yang ramah lingkungan; dan
7.    Pengembangan lembaga keuangan perdesaan dan sistem pendanaan yang layak bagi usaha pertanian
Antara lain melalui pengembangan dan penguatan lembaga keuangan mikro/perdesaan, insentif permodalan dan pengembangan pola-pola pembiayaan yang layak dan sesuai bagi usaha pertanian.

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian, terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses terhadap sumberdaya usaha pertanian. Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam program ini adalah:
1.    Revitalisasi sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang secara intensif perlu dikoordinasikan dengan pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten;
2.    Penumbuhan dan penguatan lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan;
3.    Penyederhanaan mekanisme dukungan kepada petani dan pengurangan hambatan usaha pertanian;
4.    Pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia pertanian (a.l. petani, nelayan, penyuluh dan aparat pembina);
5.    Perlindungan terhadap petani dari persaingan usaha yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil; dan
6.    Pengembangan upaya pengentasan kemiskinan.



Usaha Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan

-       Membuat  sektor agribisnis menjadi menarik
-       Penghasilan / pendapatan harus ditingkatkan
-       Meningkatkan pengetahuan petani
-       Memperkenalkan tekhnologi tinggi maupun tekhnologi tepat guna
-       Membuat zonanisasi produksi
-       Menyediakan bibit unggul yang berkelanjutan
-       Menurunkan dan mempermudah untuk mendapatkan sarana pertanian
-       Mempermudah birokrasi dalam penyaluran pupuk (bersubsidi)
-       Menurunkan pajak
-       Memberi subsidi
-       Memperbaiki / menambah  insprastruktur (jalan, sumber air)
-       Meningkatkan kemampuan kelompok / membentuk kelompok
-       Memperbanyak informasi – informasi pertanian melalui media massa
-       Mengoptimalkan petugas – petugas  lapangan
-       Mendayagunakan organisasi pertanian  (HKTI , Kontak Tani)
-       Meningkatkan dan memperluas kerja sama dengan perguruan tinggi
-       Membina dan memfasilitasi perusahaan yang mau dan  mampu bekerjasama dengan yang terkait dan khususnya petani
-       Mencetak manusia berkualitas (secara fisik maupun spiritual, yang mempunyai keseimbangan ilmu pengetahuan, moral dan etika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar